Menurut Kepala Desa Panggreh H. Muchamat Zainul menjelaskan kegiatan ruwat desa adalah sebagai bentuk wujud rasa puji syukur kehadirat Alloh SWT. Telah mana memberikan, melimpahkan rezeki, kesehatan, serta menjauhkan segala dari malah petaka dan bahaya. Khususnya kami aparatur desa, bseserta seluruh lapisan masyarakat Desa Panggreh, ucapnya.
Diakui H. Muchamat Zainul, sebelum kegiatan Ruwat Desa atau Sedekah Buni ini digelar. Kami bersama-sama aparatur desa, lembaga-lembaga yang ada melakukan koordinasi dan sepakat awal pagi dilakukan Qhotmil Qur'an, do'a bersama, kemudian digelar pesta rakyat berupa kesenian ludruk Gelora Budaya. " alhamdulillah, keseluruhanya kompak, bersatu, berjalan lancar, tertib, dan aman, " ungkapnya.
Menyinggung kesenian ludruk Gelora Budaya dengan lakon (tema) " Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo ", adalah bertujuan mengenang jasa para pahlawan, serta menggambarkan sesosok Kanjeng Sunan Kalijaga dimana salah satu wali yang juga disebut dengan nama Raden Mas Said adalah satu dari sembilan wali yang memiliki pengaruh besar terhadap penyebaran, dan perkembangan agama Islam di pulau Jawa. Maka dari itu di Desa Panggreh banyak terdapat pesantren, TPQ, yang telah mana memberikan sarana pendidikan tentang agama Islam, dan menimal mendidik anak-anak sejarah religius, terangnya.
Menurut cerita yang ditulis dalam buku, ada beberapa pendapat mengenai asal-usul nama dari sunan Kalijaga. Salah satunya adalah Kalijaga, berasal dati cerita saat beliau berguru pada suan Bonang. Dalam cerita tersebut suna Bonang menancapkan kayunya dipinggir kali, dan Radem Mas Said diperintahkan untuk menjaga tongkat kayu itu selama bertahun-tahun. Oleh sebab itu, nama sematan " jogo kali " menjadi populer di masyarakat Jawa yang kemudian dikenal dengan nama " Kali Jogo " atau Kalijaga, tandasnya.
Syamsul/A6
FOLLOW THE Realita AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Realita on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram